MAJU CEPAT

Wednesday, 5 November 2014

PEMANTAUAN HEMODINAMIK PADA INTRA DAN POST OPERATIF

wakedmelon

PEMANTAUAN HEMODINAMIK PADA INTRA DAN POST OPERATIF
OLEH : NUR HIDAYAT,S.Kep Ns.

Monitoring hemodinamik menjadi komponen yang sangat penting dalam perawatan pada saat intra dan pasca operasi
Secara harviah hemodinamik dapat diartikan sebagai cairan / darah dan salurannya serta jantung.

http://wakedspeed.blogspot.com



Adapun tujuan monitoring hemodinamik secara invasif adalah :
1. Deteksi dini : identifikasi dan intervensi terhadap klinis seperti : gagal jantung dan sirkulasinya.
2. Evaluasi segera dari respon pasien terhadap suatu intervensi seperti obat-obatan dan manipulasi mekanik serta perubahan posisi
3. Evaluasi efektifitas fungsi kardiovaskuler seperti cardiac output

Indikasi Pemantauan Hemodinamik
1. Syok ( Perdarahan )
2. Edema paru
3. Gagal jantung
5. Intra dan Pasca operasi jantung
6. Gagal nafas akut
7. Hipertensi pulmonal

PEMANTAUAN HEMODINAMIK ANTARA LAIN MELIPUTI :

1. Syok Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipovolemik, syok nerogenik jarang terjadi. Tanda-tanda syok secara klasik adalah sebagai berikut : • Pucat • Kulit dingin, basah • Pernafasan cepat • Sianosis pada bibir, gusi dan lidah • Nadi cepat, lemah • Penurunan tekanan darah • Urine pekat

2. Perdarahan Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya pada pasien syok. Pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi kepala lebih rendah . Penyebab perdarahan harus dikaji dan diatasi. Luka bedah harus selalu diinspeksi terhadap perdarahan.
Jika perdarahan terjadi, kassa steril dan balutan yang kuat dipasangkan dan tempat perdarahan ditinggikan pada posisi ketinggian jantung. Hitung jumlah perdarahan baik dari kain kassa atau suction dan juga drainage. Pergantian cairan koloid dan tranfusi darah disesuaikan dengan kondisi pasien.

3. Produksi dan jumlah urine
   Hal ini penting untuk mengetahui kebutuhan cairan pada diri pasien saat dan setelah dilakukan operasi , observasi meliputi jumlah, kepekatan urine serta warna.observasi dilakukan secara maintenen untuk menghindari resiko komplikasi akibat kekurangan volume cairan tubuh dari dampak operatif.

4. Tekanan Darah.
   Observasi pada tekanan darah dilakukan secara berkala dan ketat hal ini untuk mengetahui secara dini fungsi jantung dan  menghindari pasien jatuh pada kondisi syock akibat hipovolemia dan dampak dari anestesi.
hipotensi menjadi suatu tanda titik awal suatu problem intra operatif yang paling sering terjadi.perlu penaganan segera dengan pemenuhan cairan dan juga obat cardiotonik ( efedrin, epineprin ).

5. heart rate / nadi.
  Observasi pada denyut nadi perifer dan arteri besar ( A. Radialis, A. Femoralis, A. Carotis ) baik frekuensi maupun ritmenya  dilakukan secara berkala dan ketat
untuk mengetahui secara dini keadaan umum pasien dan  menghindari kondisi pasien jatuh pada kondisi syock  dan dampak dari anestesi, pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan stateskop yang di tempelkan pada dada area percardiac.
Contoh dampak yang nyata saat proses intra operasi yaitu akibat anestesi yang terlalu dalam sehingga nadi lambat dan denyut jantung yang melemah sehingga pemantauan nadi harus dilakukan secara periodik ( saat ini sdh canggih menggunakan alat monitor )

6. EKG ( Elektrokardiogram)    Pemeriksaan EKG selama      intra dan post operatif     dilakukan untuk memonitoring    perubahan frekuensi dan    ritme jantung serta sistem    konduksi jantung . perlu    tidaknya pemeriksaan ini     tergantung pada adanya kelainan    jantung pasien.
Indikasi monitoring EKG selama proses intra operatif dan anestesi antara lain :
1. Mendiagnosa adanya henti     jantung.
2. Mengetahui adanya aritmia
3. Diagnosis infark miocard
4. gambaran elektrolit ( Hipokalemia )

DAFTAR PUSTAKA Effendy, Christantie, 2002, Handout Kuliah Keperawatan Medikal Bedah : Preoperatif Nursing, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta. Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti, 2005, Kiat Sukses menghadapi Operasi, Sahabat Setia, Yogyakarta. Shodiq, Abror, 2004, Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta. Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi, EGC, Jakarta Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 1, EGC, Jakarta Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press, Surabaya.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA WASSALAM ……….

0 komentar:

Post a Comment

Keindahan Alam

Drag Bike Indonesia

Motocross Nasional Dan Internasional

 

facebook